RSS

Renungan Keluarga : MENCINTAI DIRI SENDIRI

BAHAN    : MATIUS 22:34-40(39)
TEMA    : MENCINTAI DIRI SENDIRI
___________________________________________________________________________________

Keluarga yang terkasih...
Pembacaan kita hari ini adalah merupakan dua perintah yang sering kita dengar, namun sulit untuk dilaksanakan secara sempurna. Saat ini perhatian dalam perenungan kita terfokus pada perintah yang kedua yakni: "KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI.!" Perintah ini sangat sederhana dan terkesan gampang untuk dilakukan. Tapi tahukah kita bahwa untuk dapat mengasihi sesama kita, seperti mengasihi diri sendiri tidaklah semudah yang kita pikirkan dalam benak kita. Mengapa..? Karena perintah untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri menunjuk pada sebuah tindakan tanpa pamrih dan dilakukan kepada semua orang yang ada di sekitar
kita, termasuk didalamnya orang yang menjengkelkan hati kita, yang telah membuat kita kecewa bahkan harus kita lakukan kepada mereka yang memang benar-benar membenci kita. Kalau kita harus berkata jujur, kita pasti akan mengatakan bahwa mengasihi orang yang membenci kita sama seperti mengasihi diri sendiri, adalah sebuah tindakan yang bodoh dan tidak berfaedah. Orang itu pasti akan besar kepalanya, dan semakin meremehkan kita. Hal inilah yang menjadi salah satu
faktor utama mengapa kita selalu gagl untuk mengasihi sesama kita seperti diri sendiri. walaupun demikian, sebagai oranhg-orang yang telah menyatakan diri sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, Bahwa kita adalah orang yang percaya kepada-Nya, maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, setuju atau tidak setuju, kita harus melaksanakan perintah ini. Apakah faedahnya jika kita mengasihi orang yang baik kepada kita. Bukankah orang yang tidak mengenal Allah juga melakuakan hal yang sama..? Jika kita mengasihi sesama kita karena melihat keadaan orang yang hendak kita kasihi, maka kita akan mau melakukannya, karena mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan. Jika kita mengasihi sesama kita karena melihat keadaan diri kita sendiri, maka kita pun tidak akan mau melakukannya, karena kita merasa diri kita dirugikan. Mari kita perhatikan secara seksama kalimat awal di ayat 39; "Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah...",kalimat ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa perintah untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, memiliki kedudukan yang sama denga hukum yang pertama yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi kita. Dengan kata lain kedua perintah ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan satu sama lain. Jika kita mengasihi
Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi kita maka itu harus terlihat dengan nyata dalam cara kita mengasihi sesama kita seperti diri sendiri. Kalau tema kita mengatakan bahwa "Mencintai diri sendiri", tidak dimaksudkan pada arti yang negatif. Tema ini memiliki maksud yang sangat positif. Artinya mencintai diri sendiri menunjuk secara lansung pada tindakan kita yang dapt mengasihi sesama kita dengan tulus. Kita mengasihi sesama kita, karena kita mengasihi Allah. Kita melakukan hal ini karena itulah yang dikehendaki oleh Allah bagi kita.
Kalau selama ini, semua yang baik, yang indah, yang berkualitas, yang mahal yang kita berikan dan kenakan pada diri kita, maka sesama kita juga panas menerima hal itu. Jika kita tidak dapat melakukan hal ini, maka kita belum dapat mencintai diri sendiri dengan baik.

Keluarga yang terkasih...
Saya pernah membaca sebuah tulisan yang memuat tentang kata-kata dari bunda Teresa yang menginspirasikan banyak oang di dunia ini untuk dapat mengasihi sesama dengan tulus. Kata-katanya berbunyi begini.

  • Apabila engakau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud tersembunyi di balik perbuatan baik yang   engakaulakukan itu. Tetapi tetaplah berbuat baik.
  •  Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan teman-temanmu iri hati atau dengki.

  • Apabila engakau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

  • Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun dapat dihancurkan oleh orang lain dalam satu malam saja. Tetapi janganlah berhenti  dan tetaplah membangun.
  •  Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi tetaplah  berbahagia.

  •  Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang, Tetapi teruslah berbuat baik.
Kata-kata yang disampaikan oleh bunda Teresan ini menyiratkan bahwa tidak ada alasan apapun untuk berhenti berbuat baik dan mengispirasikan banya orang untuk dapat melakukan kebaikan.
Mengakhiri perenungan ini, ada sebuah kisah tetang  cinta yang luar biasa seorang tetntara kepada sesamanya.
"Suster mengantar seorang tentara ke tempat tidur pasien. "Anak bapa ada di sini", katanya kepada orag tua yang sudah sakit parah itu. Ia harus mengulanginya beberapa kali baru orang sakit itu  akhirnya membuka matanya. dalam kegelapan ruangan itu, ia melihat tentara yang berpakaian seragam itu di sampingnya. Ia mengulurkan tangannya. Tentara mengambil tangannya yang
lemas dan kurus kering itu dan memegangnya dengan penuh hormat dan kasih. Kemudian suster membawa sebuah kursi supaya tentara itu bisa duduk di samping tempat tidur. sepanjang malam tentara muda itu duduk saja sambil memegang tangan orang tua itu. sekali-sekali ia membisikkan ke telinganya beberapa kata da ayat-ayat Alkitab yang menguatkan hati. Orang tua itu tidak mengatakan
apapun . Ia hanya memegang erat-erat tangan tentara itu. Pada saat subuh, orang tua itu menghembuskan nafas dan meninggal.Tentara itu melepaskan tangannya dan memberitahu suster. Ia menunggu sambil suster mengurus segala keperluan dalam kejadian seperti itu. Kemudian ia kembali dan mengungkapkan kata-kata turut berduka cita kepada tentara itu, tetapi tentara itu berkata
"Siapa orang itu..?" suster kaget, dan berkata: "loh dia kan ayah kamu", tentara itu menjawab "bukan, aku belum pernah bertemu dan melihatnya" suster itu berkata "terus mengapa kamu tidak mengatakan apa-apa pada saat saya membawa kamu kepadanya..?" tentara
itu menjawab :"Dari awal aku sudah tahu ada kesalahan , tetapi aku juga tahu bahwa ia membutuhkan anaknya, dan sayangnya pada saat itu anaknya tidak ada. Saat aku menyadari bahwa ia terlalu sakit sehingga tidak bisa tahu lagi jika aku ini anaknya atau bukan, dan karena aku merasa ia membutuhkan aku , maka aku tetap tinggal saja bersamanya". saudaraku yang terkasih, cinta yang sejati itu diukur bukan dari kebutuhan kita tetapi dari kebutuhan sesama dan itu pun tanpa perhitungan lagi, bahkan kita berani memberi  dan berbagi bukan dari kelimpahan kita saja melainkan juga dari kekurangan kita.
Amin.

0 comments:

Post a Comment